Postingan

Permohonan

Gambar
Ini adalah cerita ketika Aara 6 tahun dan duduk dikalas satu SD. Aara punya paman yang jadi kakak kelas di sekolah, Aara biasa memanggilnya Maman (pangilan samaran), dia duduk di kelas 3, kelas kita berdekatan, kadang kalau istirahat kelas Aara suka mampir ke kelasnya buat main kartu YUGI - OH dengan temannya Maman yang biasa Aara panggil Kamar.  Pesan atau peringatan dari Maman ketika pertama kali Aara masuk SD.  “Awas ya, disekolah jangan panggil aku Paman”. Tegasnya pada Aara. “Jadi Aara panggil apa ?” “Terserah asal bukan Paman, nanti kalau ada yang tanya bilang aja kamu adenya aku” “Tapi kata Nenek, Aara itu keponakan” “Kalo dirumah keponakan ra, kalo disekolah ade, Ok” “Ok”. Aara selalu senyum menerima perintahnya. Itulah sedikit cerita tentang kita, selebihnya akan Aara kerucutkan, kita berdua sangat suka baca komik, parodiin pendekar 212 Wiro sableng, atau pun main tebak – tebakan, tapi dari itu semua kami paling seneng nonton kartun atau lebih tepatnya

Dunia Candy

Gambar
Disebuah ruang, pada dunia yang berbeda, Candy mengabiskan waktunya dengan dunia yang manis penuh kejutan, semua dekorasi ruangnya adalah permen dan manisan, sangat menggiurkan. Kursi terbang dan mahkota   kuning menjadi ciri khasnya. Pada dunia lain, ada Piter seorang biasa yang ingin menjadi luar biasa. Bermimpi untuk terbang dan menemukan hal baru. Demi mewujudkan impiannya   piter membangun sebuah balon udara dan menerbangkannya. Dia banyak berkelana dan singgah di berbagai tempat. Suatu hari pada perjalanan panjangnya. Dia terjerat oleh angin kencang yang membuat balon udaranya kalah. Akhirnya Piter terdampar pada suatu pulau, disebuah daratan terpencil berpasir pink. Kerang – kerang imut dapat di makan dan rasanya manis. “Ini adalah dunia Candy” kata Piter. Sebuah dunia yang terlupakan, dan menghilang. Dunia yang hidup melalui mimpi indah orang banyak. Dan penguasa daratan ini adalah Putri Candy. Semenjak itu dimulailah perjalanan Piter seorang diri

Ketika Damri Membawa Perjalanan

Gambar
    Melakukan kegiatan panjang di luar rumah terkadang sangat sulit untukku. Aku lebih suka berdiam diri dirumah dan produktif disana. Tapi kau akan menyesalinya jika terus menerus seperi itu. Jadi di kamis pagi kala itu aku keluar, mendobrak pintu rumah dan menantang matahari untuk duel sebuah perjalanan.       Di depan sebuah TK dan ditemani rindangnya pohon mangga aku menanti kehadiran raksasa biru bernama Damri. Dari kejuahan samar aku pandangan jalanan tapi tak kunjung juga datang. Kata seseorang yang aku kenal. “ Perjalanan menggunakan Damri itu adalah bagian yang paling aku suka, dan kau juga harus menikmatinya”. Katanya. Dan yah,,, aku mulai mengerti perasaan itu, ketika Damri itu datang, aku bilang kepada kondektur. “ Pak, ke Toko buku Toga Mas ya” “ok, siap neng”               Tempat favoritku adalah duduk disebelah kiri, dekat jendela. Diperjalanan lewat tol Moh. Toha kamu akan terbius menikmati hijaunya pemandangan, hamparan padi hijau

Menjadi Narablog, Siapa Takut !

Gambar
Ohaloooo Yeorobun...... Kembali lagi nih dengan aku eL sebagai penulis di Portal Komi no Koe, bagi yang belum kenal, salam kenal yah, dan untuk yang penasaran aku siapa ? kalian bisa kok kepoin aku di medsos, wkwkwkwkw. Sebenarnya blog bukan dunia baru untukku, aku sudah kenal blog dari semenjak SMK, tapiiiii........ baru November 2018 kemarin aku termotivasi dengan sangat berat buat gabung menjadi salah satu penggiat Blog, so... why ??? Alasannya adalah : Pertama, jika aku tidak lagi di dunia ini ( kok suram ), aku ingin ada orang – orang yang ingat tentang aku, lewat berbagai ekpresi jiwa yang aku bagi, entah itu pendapat atau bahkan pemikiranku yang aku tuang pada setiap tulisanku, dan alasan pertamaku ini bakal sangat berkorelasi dengan alasan kedua, nah.. apakah itu ? Alasan keduanya yaitu, aku ingin Abadi, kekal dalam tulisan lewat kata – kata yang tercetak kokoh pada setiap halaman atau lembar kertas yang berdesis. Tidak ada asap kalau tidak

Kisah Pada Surat Tak Bertujuan

Gambar
Menabrak logika, seperi semut yang terpisah pada kawanannya, aku mencoba merelai daun – daun jatuh yang menghalangi jalan, seperti itu cerita dalam surat yang aku tulis untukmu Dinar, kau tahu Dinar kemarin sore aku berbincang dengan angin, aku cerita tentang dirimu, cerita bagaimana kau membuatku tertawa, cerita bagaimana kau membuatku khawatir, cerita bagaimana kau membuatku berfikir, dan cerita bagaimana kau pergi tanpa berpisah. Tanpa aku sadari bukan hanya angin yang hadir disana ada juga ombak Dinar, walau ombak sibuk membuat buih,   bisa saja dia iseng ikut mendengarkan, akibat nada suara yang aku dan angin lontarkan terlalu berisik, tidak hanya ombak yang ikut serta ternyata, ada juga bunga kecil liar yang ikut mendengarkan, bunga itu mengeluarkan isyarat Dinar, isyarat untuk aku berusaha lebih agar kau kembali menginggat tentang adanya aku pada kehidupanmu.  Pada penghujung surat aku berfikir apa alamat surat yang harus aku bubuhkan, apa aku hanya menulis surat lan

Virga, Seperti kucing yang tertidur

Gambar
Part I Khafa heran, bagaimana bisa cuaca mendung nan gelap dapat melelapkannya dalam tidur, bahkan bulir air hujan pun sudah tidak betah terperangkap dalam kumpulan awan. Khafa melihat gadis itu dari atas jembatan yang menghubungkan dua posko tempat penelitian di gunung Gede daerah Sukabumi. Khafa berada gunung Gede sebagai salah satu sukarelawan utusan dari Laboratorium Kampus tempatnya kuliah, disana Khafa membantu penelitian tentang flora yang ada di gunung ini, khususnya tumbuhan yang dapat dijadikan bahan baku obat - obatan. *** Semilir angin lembab membuat Talia meringkuk diantara semak rerumputan, dan   tabuhan air hujan seakan menyerang diri Talia, memaksa dan mengusik tidur panjangnya, tanda perintah untuk menyegerakan dirinya bangun. “Aaaa..aaahhhhh, dingin...” ucapnya. Tik.... tik... tik gerimis berubah menjadi siraman, bergegas Talia berlari menuju tenda posko. “ Talia... dari mana saja ? kamu malas – malasan, jika tidak ada niat jadi